Senin, 30 Mei 2016

RISKANINDA LOVERS (Part 2)

Nur Ariyani adalah Napoli Reader pertama yang mengapresiasi Napoli dalam bentuk kajian sastra. Seperti apa bentuk kajiannya? Ditunggu saja kabar selanjutnya! ^_^

Gadis kelahiran Tangerang, 28 Maret 1995 ini sedang menyelesaikan tugas akhir di Universitas Muhammadiyah Tangerang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama menempuh pendidikan di tempat itu, dia merasa paling suka pada mata kuliah Penyuntingan. Karena, bisa langsung praktik dan tahu mana yang benar dan salah. Tidak seperti dalam pelajaran lainnya yang mayoritas hanya berhubungan dengan teori. Jika dalam bidang sastra, dia paling suka pada mata kuliah Sastra Banding. Dengan begitu, dia bisa tahu banyak mengenai berbagai karya sastra dan bisa membandingkan satu sama lain. Mata kuliah yang dibenci? Tidak ada. Karena, semua mata kuliah tentang Bahasa dan Sastra Indonesia sungguh mengasyikkan kalau mood-nya lagi bagus.

Penyuka warna merah ini mengaku tak pernah memiliki artis favorit. Dia bukan tipe penggila artis di layar kaca.

Jika ingin menyenangkan gadis yang berkeinginan keras untuk menikah dengan seorang pria bertanggung jawab, rajin, dan bisa membimbingnya menjadi lebih baik ini manjakan saja dengan es krim dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masakan Indonesia! Karena, dia paling tidak suka sama hal-hal yang berbau junk food. Dan sejauh ini dia telah menemukan sosok itu pada pria bernama Didit yang setia menemani hari-harinya (Ups, off the record! red ^_^).

Paling suka ke tempat yang belum dikunjungi. Kalau sudah pernah, pasti tidak berkeinginan ke sana lagi. Lebih suka kalau tempatnya banyak pepohonan dan bunga-bunga.

Hal yang paling disuka? Kembali ke suasana hati. Menurutnya, apapun akan suka kalau mood-nya lagi bagus. Gadis yang memiliki motto hidup “Berpikir positif dalam hal apapun membuat hal apapun menjadi lebih mudah dan menyenangkan” ini paling tidak suka dibentak.

Kalau ditanya maunya apa di hari spesial, pasti banyak. Tidak akan cukup waktu sehari buat menyebutkannya. Namun, doa terbaik untuk keinginan terdalamnya adalah hal terindah yang dia harapkan. Dan… kalian pasti tahu apa keinginan terdalamnya. :v

Perempuan yang sempat bercita-cita menjadi analis kesehatan ini mengaku sering sensitif jika ditanya tentang cita-cita sejatinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mengingat dia juga memiliki beberapa prestasi di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, kini dia memiliki cita-cita lain yang tak kalah mulia. Ini dia pengakuan asli dia, langsung di-copas tanpa edit: “Kalau masalah cita" suka sensitif, hehehe sebenernya cita" ariy menjadi seorang analisis kesehatan. Namun, kandaslah semua itu.. jadi cita" saat ini ingin menjadi guru yg mampu mnciptakan anak" yg cerdas dan menciptakan karya seperti penulis novel Napoli yang menjadi salah satu penulis favoritku saat ini... Prestasi terakhir sii salah satu puisi pernah diterbitkan di salah satu koran Tangerang.. eheheheh”.

Dia bisa dihubungi melalui email Nurariyani51@yahoo.com atau facebook “Nur Ariyani”.

Terakhir, berbeda dengan profil pembaca Napoli yang sebelum-sebelumnya, penulis Napoli ingin menghadiahkan suatu bait sederhana untuk Nur Ariyani. Baitan mana yang akan sedang diikutkan pada international writing competition di Berlin, Jerman pada tanggal 7 Juni 2016. Festival ini diikuti oleh penulis terpilih berdasarkan rekomendasi akurat dari para pembaca, penikmat dan kritikus-kritikus sastra di seluruh dunia. Sebuah paragraf awal tentang Jerman.

Anggia Selestina arrived at Düsseldorf international airport when autumn was almost over. Actually, if she could turn back time, she would have wanted so much to go there earlier. To see the leaves shedding since the beginning of September….”

Karya ini untukmu Ariy. Dipersembahkan khusus untuk penghargaanmu yang tanpa batas pada Napoli. Doamu dan seluruh pembaca Napoli yang lain akan menjadi jalan terbaik bagi penulis Napoli untuk memenangkan kontes ini dan memungkinkan karya berikutnya untuk diterbitkan di USA, UK, atau Jerman dan didistribusikan ke seluruh dunia. Andaikan penulis Napoli kalah dalam kontes ini, dia telah cukup bangga telah menulis sebuah novel khusus untuk penggemar terbaiknya.

Dan terakhir dari yang terakhir, penulis Napoli hanya ingin mengatakan, “I really love you with the way of you are existing and respecting my work. The sparkling sunshines and the bright moonlights between Napoli and Düsseldorf become the eyewitnesses of that matter.”



Dokumentasi foto oleh Nur Ariyani, Tangerang, 21 Januari 2016.


Probolinggo, 29 April 2016. 14.30 p.m.

Minggu, 15 Mei 2016

IMAGINARY CASTS OF NAPOLI (part I, the scene of Epilogue)

Riskaninda Maharani





Let's have a fun with Napoli! ^_^ 


Do you remember about Sabry's wedding party in Pelangi Island? Yeah, in the part of "epilogue" of Napoli. In that time, there were a headman of marriage program, some girls became "pagar ayu" in that wedding program, one girl in that wedding whom made Pablo was interested so much in, and one girl of those "pagar ayu" whom Gaby Bumbuc was falling in love with.



If this "Napoli" would be filmed, who would be your imaginary casts in this part? Let's have a fun with giving me your own opinion! I myself have my own choices as Napoli's writer. ^_^



Lukman Sardi as a "penghulu" (a headman of marriage program)



Aura Kasih as an indonesian girl whom Pablo was interested so much in




Raline Shah as an indonesian girl whom Gaby Bumbuc was falling in love with



Baby Margaretha as a "pagar ayu 1" (who gave Sabry's the bouquet of flowers)



Indah Kalalo as a "pagar ayu 2"



Wiwid Gunawan as a "pagar ayu 3"



Amel Alfi as a "pagar ayu 4"



Probolinggo, East Java, Indonesia, 14.41 p.m. western indonesian time.

Selasa, 26 April 2016

NAPOLI ADDICT (Edisi Kedua)

Oleh: Riskaninda Maharani





             Safira Intan Rengganis lahir di Jepara pada tanggal 5 November 2001. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik perempuannya bernama Nadia Permata Putri, yang sekarang berumur sepuluh tahun.
Perempuan yang bersekolah di SMAN 1 Jepara ini merupakan Napoli Addict pertama yang memiliki ketertarikan sangat mendalam pada tokoh Revina, yang notabene menguasai dua puluh bahasa asing. Dia sangat bangga bisa bersekolah di SMA tersebut, karena sekolah tersebut adalah sekolah terfavorit di Kabupaten Jepara. Saat ini dia masih duduk di kelas X jurusan IPA.
Pemilik akun media sosial IG: sfrrengganis dan line: safiraintan_r ini merasa suka pada semua pelajaran yang diajarkan di sekolah. Namun, pelajaran terfavoritnya adalah Matematika dan Kimia. Oleh karena itu, tidak ada satu pun pelajaran yang dia benci hingga kini.
Hobinya membaca, menulis, mendengarkan musik, menyanyi, bermain alat musik, dan traveling. Ketika SMP sempat bercita-cita menjadi dokter. Namun, kini lebih berminat sebagai ahli pertambangan.
Penyuka warna biru ini menyukai segala macam dan bentuk buku dan artis. Tempat rekreasi favoritnya adalah gunung. Motto hidupnya adalah “Menjadi juara itu penting. Namun, jujur itu lebih berharga.”
Dan ini tulisan aslinya yang di-copas tanpa perubahan. “Hal yg paling aku suka itu hujan, asal kamu tau? Aku rasa saat aku berjalan di tengah hujan, hatiku bisa tenang gitu loh. Hal yg paling aku benci itu menggambar karena aku tidak bisa menggambar. Aku pingin banget kalau saat spesial dalam hidupku aku diberi boneka teddy bear yg sangat besar, karena aku suka teddy bear.”

 


Dokumentasi foto oleh Safira Intan Rengganis, Jepara, 05 Januari 2016.


Probolinggo, 27 April 2016. 05.20 WIB.

Kamis, 24 Maret 2016

THE BEST OF NAPOLI READERS OF 2015

Oleh: Riskaninda Maharani





        Jiah Al Jafara adalah Napoli Reader pertama yang mengapresiasi Napoli dalam bentuk karya lain (resensi). Pun, yang giat memberikan komen di blog: www.riskanindam.blospot.co.id. Perempuan berdomisili di Jepara ini selalu menyebut dirinya cuma perempuan biasa yang kebetulan suka menulis. Terkadang suka curhat langsung, namun lebih nyaman curhat dalam fiksi. Sangat suka meng-upload foto-foto balita di sekitarnya di jejaring sosial. Hingga banyak yang mengira jika wanita single nan fresh ini sudah menikah. Keinginan terdalamnya adalah memiliki anak kembar dari tipe suami idaman (mencuci dan menjemur pakaian istri dan anak seperti di serial film Korea).
Napoli Reader yang terkadang mengaku sebagai Napoli Addict dan Riskaninda Lover ini banyak mendapatkan penghargaan dari resensi-resensinya. Jika ingin tahu lebih banyak tentangnya, silakan kunjungi blognya: http://jeru-ji.blogspot.co.id/, facebook: Jiah Al Jafara, twitter: @jiahjava, atau di emailnya: jiahaljafara32@gmail.com.


Dokumentasi foto oleh Jiah Al Jafara, Jepara, Jawa Tengah, 25 Desember 2015. 

Probolinggo, 29 Desember 2015.

Selasa, 15 Maret 2016

THE REVIEW OF NILANJONA VIDEOS: (SINGER: ARIF MAHMUD)

Nilanjona Promotional Video vs Nilanjona Official Video
By: Riskaninda Maharani


The title of song & video: Nilanjona
Singer: Arif Mahmud
Model: Arif Mahmud
Lyricist: Indrajit
Video shooter: Fahim Mahmud
Tuner: Arif Mahmud
Music director: Ashik Rajiv
Video editor: Arif Mahmud
Place & date of released: Dhaka, Bangladesh, February 14th 2016


….
Tui to amar sob re pagol
Tui to amar sob
….

Do you still remember these references? Yeah, that’s “Pagol”! A song was written by Faisal Rabbikin was sang by Imran Mahmudul. The videoclip of this song directing by Dinar Hassan appeared on October 2015. Different with the other Imran’s videoclips, this videoclip just appeared Imran as the model. No one else more. The background is also so simple. In a studio. That moment, it looked that Imran was playing a keyboard. Then, sang a song well with seeing directly to the camera while smiling. I liked the video so much. Because, although, it’s so simple. But, Imran could show that he was interacting with his fans through that video. It’s really cool thing. I’m sure that a lot of Imran’s fans, especially female fans would think the same with me.
Months after that, a rising bangladeshi singer likes so much to cover a lot of songs appeared with his single, “Nilanjona”.

Nilanjona, tumi amar kolpona
Aso hridoy jure, amar moner shimana
….

Yeah, “Arif Mahmud” or usually known as “Arif” struggled hard to release a promotional video of Nilanjona on February 9th 2016. He should take a long journey from Dhaka to Kushtia to record this video on February 4th 2016. In that promotional video, he introduced himself first. Then, it was continued with the introduction by Ashik Rajiv as the music director. After that, Arif sang and the music director did his task. The quality of the screen shoot in this video is awesome. I could see everything is so clear. In this video, Arif’s voice heard so natural. Natural perfect with awesome rythme and melody without doing a hard filtering of voice. That time I was sure that what I guessed when I have listening to all of his covered songs was true. “Arif is a pure good singer. He could sing well without hard filtering.” It’s the best clue to know if he would be so perfect in the live concert, isn’t it? The part of Arif’s and Ashik’s introductions perfected this video.
Unfortunately, this video looked without a hard editing. I could see a lot of handphones, the shadows and hands of some persons appeared in that video to record. And it rather disturbed. If wanna show those handphones, I think, it’s better if we take one or two shoots explaining who they are behind the shoot. I meant, to show their faces and bodies. Whether they are Arif’s mad fans or another else persons. So, it wouldn’t appear like a video without editing. So far, I love that promotional video. Moreover, Arif could sing perfectly in a certain room. It’s not so easy to do.
Then, on Valentine Day 2016, the official video of Nilanjona was released. This video looked better than before. Showing the computer first time. To inform about how the music and tune were edited. The music director certainly appeared again in this video. Although, the shoots were just done from the back and right side. But, I think, it’s perfect, because looked so natural. The quality of sounds is also so good. Better than Nilanjona’s promotional video. Certainly, because it has been prepared very well. So, Arif’s voice there is clearer and more awesome to listen.
Unfortunately, the quality of video is not too awesome. Looked rather dark. But, don’t worry, be happy! If you are so mad about Arif, Arif would spoil you in this video by his perfect smiles and expressions. Perfect!!! Arif knew well how to make the greatest fans, especially female fans would become so mad more and more. The beginning of his expression when sang was started by his smile. In the middle, when he should take a breath to hear the music was played, he smiled again. In that time he smiled longer than in the beginner. Very long to touch his fans’ heart, I think. Because, I myself was touched. Oh, God, I was falling in love, even before he sang any lyrics!
Then, after he sang, you could know how awesome it was. Arif could make the perfect expressions. Seeing to a camera, smiling, singing with moving his hands, smiling, singing with moving his hands. No movements more in this video besides showing that Arif sang while standing up near a filtering with a headphone, sitting on the seat of music director, standing up again, sitting again.
The room was used to shoot is still the same room with Nilanjona promotional video’s.  And as I said above, not easy to make the good expressions without any else model and in the certain room. But, Arif did it so well. So great. I appreciated his effort in this video so much.  
Although, I would prefer if Arif would talk anything like in the promotional video. To make his fans touched more and more.
If I like so much “Pagol” video, then I really love so much this video. Too much. However, thanks to all of persons behind the production of this video to make it so good, so far. Indrajit as lyricist, Fahim Mahmud as video shooter, Ashik Rajiv as music director.
And also to Arif as everything. Singer, model, tuner, video editor. “Vaia is really so perfect.”
I don’t know in Bangladesh, but in my country and a lot of other countries, a multitalent person like Arif would be so popular and reach the toppest career someday. And I would be the first person is waiting for it would happen.
My wish if Arif would be given a chance to sing another song again, please give him a chance to sing a lot of sad songs! Because, he is so perfect in sad song, like he covered “Pori” on the beginning of March. I was touched and crying every time I listen to this covered song again and again. More and more. Making me so addicted. It’s the first thing I miss when I wake up from sleeping.
And if he would be given a chance to release a videoclip again, I recommend a videoclip where the singer appears there while singing in a studio and becoming a model in the story of videoclip. Like “Tumi Chara” video. In that Tumi Chara, Milon became a model in the story of videoclip and a singer in the studio. This kind of videoclip is so complete, I think. I would like it so much.
Would be perfect if someday the videoclip would tell about Arif as a singer meeting each other with his greatest fan. Like what “Hridoyer Gohine” videoclip did. In Hridoyer Gohine, Nila as a model of Imran’s fan was meeting each other with Imran as the model of a great artist. Then, Nila was so lucky to make a date with her idol, Imran, in that video. I’m sure that Arif’s mad fans would become so happy and wanna see any video like this more and more while imagining happily.
I myself recommend Tanjin Tisha as his partner. She always looks so good in any happy videos. U know, Tanjin Tisha is so elegant model. Could place herself in the highest level. It’s not easy to find a model like her.
Or should it be with me to make the video so natural without too much editing in expressions? ^_^ However, I took a class of acting during years. ^_^ With completing my worship and admiration to Arif, don’t you think if it would be so perfect? ^_^
Finally, I just would say…. “Good luck, Arif vaia! I’m your mad fan, although from abroad. <3 :* Oh, God, I really wish to listen to vaia would cover that Hridoyer Gohine, although it was just an old song! The reason is simpe. Could make me happy to imagine that videoclip more and more and we both as the model of imagination. Maybe vaia’s another female fans would wish the same with me. ^_^ Second, to make one of my poems would become a lyrics of vaia’s song someday. Because, two of poems in my next book would publish about April would be dedicated for vaia and ‘Nilanjona’. And… is it too much if I wish a date like in the Hridoyer Gohine, although just a single day?” ^_^  
            To Arif’s fans and friends, don’t forget to buy my multilingual poem book! This book would publish based on the request of Bangladeshi readers. So, all of I wrote that is about Bangladesh. This book would be supported by Arif Mahmud with his two love poems. Don’t miss it! :* 








Source of images: www.google.co.id & Arif Mahmud's Facebook account.

Probolinggo, Indonesia, Southeastern Asia, March 9th 2016. 07.09 a.m. western indonesian time.

Kamis, 03 Maret 2016

DIE BLUMEN (die Poesie)

Von: Riskaninda Maharani




Schön sind die Blumen
Ähneln dir
Aber, den Blumen ist ähneln dir immer nicht

Kann ich die Blumen kaufen
Ich kann deine Liebe nicht kaufen
Ich musse teuer für eine Blume nicht bezahlen
Musse ich teuer für deine Liebe bezahlen

Folge deine Religion
Folge deine Sitte
Das mache ich für dich

Aber, nun du fährst von mir
Vergist mich
Umsehst von mir

Und nun ich kann nur dich von weit sehen
Kann ich nur die Blumen angreifen

Täglich
Seit du fährst von mir
Heute
Und vielleicht für immer

Bis kann ich dich vergessen
Bis ich halte für atme
Aber, vertraue mir
Ich kann vergesse dich nicht 


Das quellbild: www.googleimage.co.id.

Malang, 8. November 2007.

Selasa, 01 Maret 2016

ARIF MAHMUD (THE SINGER OF “NILANJONA”)’S PROFILE

By: Riskaninda Maharani





          Arif Mahmud or usually known as “Arif” is a bangladeshi singer rising with his debut single “Nilanjona” on February 2016. He loves to cover a lot of songs, like Bolte Bolte Cholte Cholte (February 2015), Saawan Aaya Hai, Bolte Bolte Cholte Cholte Hindi Version, Bol Tui Amay Chere Kothay Jabi Hindi Version (April 2015), Ses Suchona (May 2015), Prothom Obhab, Jol Chaya, Chokheri Jole (June 2015), Neelanjona (July 2015), Borsha Cokh Hindi Version (August 2015), Dure Kothao Jeona (October 2015), Ay Vor (November 2015), Raatbhor, Jane Jigar Hindi Version (December 2015), Pori (March 2016).
He was born in Comilla, Bangladesh, on December 17th 1995. His parents and his sister in law lives there. While, he lives in Dhaka to complete his final year in Dhaka Polytechnic Institute, majoring in mechanical subject.
He has a great ambition to dedicate his life in music. He said, “Music is my life. Lyrics are my stories.” That’s why, besides spending his daily life for college and recording, he also writes lyrics and poems at night. His ability is playing keyboard.
If you wish to deliver any package of food awesomely, just deliver him any kind of spicy chicken grills. But, don’t be too much spicy ones! For drink, you could deliver cups of hot coffee and glasses of tea with a very little bit sugar. Just remember that he dislikes the sweetest ones in any food and drink!
Saying no to any kind of drugs and form of suiciding. Having an awesome principle to just get one true love in a whole of life.
Love to live simply. Respecting so much similarities in gender.
Besides musics, like so much to read any kind of books, not just romance fictions. One of his poems would be the guest poem in Riskaninda Maharani’s multilingual poem book would be published by one of major publishers in Indonesia, Pena House Publishing. That poem book would tell about love in one district in Bangladesh. And if there would be no obstacle, it would be distributed to Bangladesh.
The singer loves so much Imran’s songs and Radit's voice could be contacted in his Facebook: Arif Mahmud, twitter: @Arifurr24279409, e-mail: arahman9685@gmail.com, or blog: https://www.reverbnation.com/arifmahmud.






Source of images: Arif Mahmud's Facebook account.


Probolinggo, East Java, Indonesia, Southeastern Asia, 
March 1st 2016. 21.06 western indonesian time. 


*To be continued. ^_^


Sabtu, 06 Februari 2016

THE BEST OF NAPOLI ADDICTS OF 2015


Riskaninda Maharani





Tia Normalia bukanlah orang pertama yang mengaku sebagai Napoli Addict. Namun, dia merupakan tipe pembaca yang istimewa. Mampu melihat kelebihan dan kelemahan novel dengan membaca sekilas. Dia memutuskan mengakui dirinya sebagai Napoli Addict ketika masih membaca Napoli di beberapa halaman awal. Perempuan yang bercita-cita jadi dokter ini lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada tanggal 22 Desember 2002. Saat ini bersekolah di SMPN 8 Banjarbaru, kelas VIII dan sering meraih juara satu dalam bidang akademis.
Penyuka warna merah dan yang cerah-cerah ini sering mengikuti berbagai perlombaan pramuka, PMR, dan tari. Hobinya membaca, mendengarkan lagu, dan menyanyi. Walaupun, dia merasa bahwa suaranya sangat cempreng. Merasa paling bahagia jika disuruh guru buat menulis di papan tulis. Yang membuat dia paling bangga itu saat mengikuti program Jumbara PMR.
Jika ingin membahagiakan pemilik akun Facebook: Tia Normalia, IG: @Normaliatia, dan Twitter: @tianormalia22 ini, bawa saja ke pantai yang indah! Meskipun, dia jarang diperbolehkan ke luar rumah. Kalian juga bisa memberikan kejutan di rumahnya dengan membawakan makanan dan minuman favorit; kue cokelat, hal-hal yang berbau puding, es kelapa muda, segala macam jus, terutama jus alpukat dan jus mangga. Ingin memberikan kejutan lebih? Gampang! Belikan saja buku-buku pelajaran IPA dan IPS, sepatu, atau jam tangan! J Kalau kalian masih kelebihan rezeki untuk menyenangkan perempuan yang benci banget sama orang-orang yang suka mencontek, terutama pada waktu ujian, undang saja Taylor Swift dan Raisa Adriana ke rumahnya! J
Dan ini sedikit pengakuan darinya. Langsung di-copas tanpa perubahan: “Alasan aku suka baca novel itu karena aku itu anak rumahan yg jarang dibolehkan untuk keluar rumah untuk ngumpul sama temen2 gitu.. Dan untuk ngilangin rasa bosan aku, aku coba baca novel. Lama kelamaan aku jd suka gitu soalnya kalo lg baca novel itu aku bisa sambil ngayal2, berimajinasi gitu.”




 Dokumentasi foto oleh Tia Normalia, Banjarbaru, 24 Desember 2015.



Probolinggo, 29 Desember 2015.

Kamis, 28 Januari 2016

WHERE SHOULD I LOOK FOR YOU (Poem)

By: Riskaninda Maharani




The darkness of the night makes me wake up again
I remember once upon a time
It’s a memory five years ago
When you asked me with your italian accent
At the station of my city
In that moment the sunshines still covered my city

You told me
About one thousand and one beauties of your town
And you promised me
That one day we would see them together

We would look at the sun that shines
From the roof of your apartment in Milan
We would feel the warmth of the sunshines in the morning
At “Piazza di Spagna”
And you also promised me
About one night that full of happiness in Venesia

This memory has gone
But there’s no day without remembering you
Catching your smile
That has lost now
I just know them about you
That’s all that I remember about you

I forgot to ask you
“What your name is”
When the twilight changed the day in Malang
I also forgot to ask you,
“Where you live at”
When I saw your dark blue eyes
So, “Where should I look for you?”


Image by: www.googleimage.co.id.


Translated to English in Dili, East Timor, July 26th 2010.

Senin, 11 Januari 2016

THE BEST OF RISKANINDA LOVERS OF 2015

Riskaninda Maharani




Titin Nurjanah adalah orang pertama yang mengaku menjadi Riskaninda Lover. Perempuan yang tergila-gila pada Aliando dan Prilly ini lahir di Ponorogo pada tanggal 28 Oktober 1999. Saat ini sedang menempuh pendidikan di SMK Kesehatan BIM Ponorogo kelas X Analis Kesehatan. Mata pelajaran favoritnya bahasa Inggris. Pemilik akun line: titin_aliconsina yang hobi membaca ini bercita-cita menjadi analis kesehatan atau dokter. Salah satu buku favorit penyuka warna hitam dan putih ini adalah “Ajari Aku Mengenal Duniamu”. Sekali lagi, mengaku penulis favoritnya adalah Riskaninda Maharani. Dan tak segan-segan akan menjadikan siapapun yang bersedia menggunakan nama Ali dan Prilly sebagai tokoh-tokoh dalam novel, menjadi penulis favoritnya juga.
Jika ingin membahagiakan pemilik Facebook: Titin Aliconsina, Twitter: @Titin Aliconsina & IG: @titin_aliconsina ini mudah saja. Bawa saja dia ke suatu tempat favorit kalian di dalam ruangan! Traktir dengan ayam goreng dan segelas air putih dingin! Sederhana kan? Eits, tunggu dulu! Kadonya kan belum. J Hmmm… satu-satunya kado yang sangat dia idam-idamkan adalah bisa foto bareng dengan idolanya. Jika tak ingin menjadikannya bad mood, jangan pernah men-judge negatif atau mem-bully para idolanya ya?! Keinginan terdalamnya adalah bisa melihat Ali dan Prilly terus bersama-sama. Tipe cowok idamannya adalah baik, shaleh, ganteng, pintar, dan sabar.     
Dan ini sedikit pengakuan darinya. Langsung di-copas tanpa perubahan: “Penulis fav: kk (Riskaninda Maharani). Trus penulis novel yg disitu pemainnya pake nama ali prilly. Q tuh seorang apl/ Alprillvers (Ali Prilly Lovers), dsl (Digo Sisi Lovers) q shipper (seseorang yg mendukung sebuah couple dan percaya bahwa couple itu real)-nya ali prilly… fans berat mereka. Q mulai jadi penggemar mereka saat ada sinetron fenomenal 'ganteng2 serigala (ggs)' nah disitu kan tokoh utamanya tristan-naila tapi lama kelamaan yang jadi sorotan publik justru digo-sisi (yang memperankan ali prilly).. mereka (aliprilly) mainnya total bgt. penjiwaan dan chemistry nya tuh dapet banget ka.. mereka di sinet itu dipasangkan sebagai kekasih.. nahh saking cocoknya timbullah berbagai fanbase.” 


Dokumentasi foto oleh Titin Aliconsina, Ponorogo, 28 Desember 2015.

Probolinggo, 29 Desember 2015.

Sabtu, 02 Januari 2016

DEDICATED TO & THANKS TO (NAPOLI: Ketika Jatuh di Pelukanmu)

Riskaninda Maharani




Dedicated to:



L’ambasciata d’Italia x Indonesia…. 
X il mio amore x Italia x sempre. 
Tutto questo è del mio sogno, della mia speransa, e dei miei auguri. 
(Untuk rasa cintaku pada Italia selamanya. Semua ini adalah tentang mimpi-mimpi, harapan-harapan, dan keinginan-keinginanku yang nyaris mustahil).


Thanks to:


Rasa terima kasih dan penghargaanku yang terbesar kepada Edi Akhiles selaku CEO DIVA Press Group, Rina Lubis selaku Redpel Fiksi DIVA Press Group, Tulus Dwi Heriyanto selaku desainer cover Napoli, Novita Ita Widyastuti selaku editor, dan seluruh tim Redaksi Fiksi DIVA Press Group yang telah meng-ACC dan bekerja sama dalam pembuatan naskah ini. Sungguh, kejutan yang sangat menyenangkan dan berharga!
Para tokoh asli dalam novel ini yang bersedia kupinjam nama lengkapnya dan sebagian ceritanya; Stefano Puglietti, Pablo Melgarez, Alejandro Raúl Talice Graña, Michel Moya, Danilo Serafini (beserta keluarga besarnya… Tatiana Cuewa, Gabriel Serafini, dan Sophie Serafini), Sabrina Pala (dan kekasih tercintanya, Stefano Milani), Marchelo Tálice, Claudia Talice, dan Giovanni Ferraioli…. Aku sangat “amat” sayang pada kalian (Vi voglio tanto tanto bene/ los quiero muchísimo).
Para endorserku; Glenn Alexei, Eric Keroncong, Rangga Almahendra, Iwok Abqary, dan Moemoe Rizal, terima kasih telah meluangkan waktu. Terutama, untuk penulis buku bahasa asing favoritku, Andi Haryanto, yang telah melihatku berproses dalam bahasa dan karya sastra.
My perfect angel bor husband, Md Sazzad Hossain, beserta keluarga di Bangladesh, terutama untuk my lovely dadu brother, Zisan Ahmed Shohag, kalian adalah keluargaku yang luar biasa (Apni amar sundhor poribar).
Inspirasi-inspirasi pendukung ceritaku; Mama Rusdiana Ningsih, Papa Sukartidjo, adik-adikku tercinta—Fahrizal Nuarinsyah Firmani & Rifanda Yulio Difelani; Diodoro Sofia, More, keluarga besar Stefano Puglietti & Giovanni Ferraioli, suami Claudia Talice, seluruh penyanyi dan pencipta lagu yang digunakan dalam naskah ini, para pembuat film-film inspiratif; “The Twilight Saga Breaking Dawn part I”, “The Five-Year Engagement” & “The Romantics”; para pemilik usaha mobil dan merchandise yang mereknya tertulis dalam naskah ini, dan semua nama negara serta daerah yang tersebut dalam naskah ini. Tak lupa, untuk penulis-penulis inspiratif yang melatarbelakangi terciptanya novel ini; Sandra Brown dan Astrid Zeng. Dan, seluruh inspirasi pendukung lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu… for the inspirations. Kemudian, para penulis blog dan situs yang dipakai dalam referensi novel ini…, for the informations.
Para sahabatku di Bangladesh yang telah membantu dalam memilih cover, terutama Hawlader Mohammed Rasel, Supriya, dan Sheikh Mohammad Yeamin Oni. Juga keluargaku di Bangladesh, Zismine Akter Anonna dan Raihan Korim Shanto. Dan, semua pihak yang telah membantuku dalam memilih cover yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih (Donno-bad).
Guru bahasa dan sastra Indonesia yang luar biasa di SLTPN 3 Malang, Ibu Tatik Dwi Suswati & di SMUN 2 Malang, Ibu Qoyyimah; serta dosen bahasa Indonesia di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang yang kubanggakan, Bapak Samlawi Azhari…. Penghargaan Anda bertiga yang luar biasa terhadap karya-karya sederhana saya di masa lampau telah membuat saya jatuh cinta pada bahasa dan sastra Indonesia.
Aku sangat berharap, suatu saat karya ini bisa dihargai oleh deretan nama para pihak berikut: Pemerintah Daerah Napoli (Campania), Pemerintah Daerah Roma (Lazio), Pemerintah Daerah Campo di Marte (Firenze, Toscana), Pemerintah Daerah Firenze (Toscana), Pemerintah Daerah Milano (Lombardia), Pemerintah Daerah Capaccio-Paestum (Salerno, Campania), dan Pemerintah Daerah Mestre (Venesia, Veneto) + pihak perwakilan Università degli Studi di Roma La Sapienza + pemilik Restoran Aroma di Hotel Palazzo Manfredi, pemilik Pusat Perbelanjaan & Kafe 10 Corso Como & pemilik Hotel il Salviatino untuk sebuah mimpi (per un sogno).
Masih dengan harapan yang sama dengan yang di atas pada Kedutaan Besar Argentina untuk Indonesia serta Pemerintah Daerah Buenos Aires, Argentina. Tak lupa untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu... for the beautiful dream.
Seluruh pembaca, terutama pembaca setia karya-karyaku, polyglot, pecinta Harlequin super romance & blaze, pecinta Italia, pecinta Amerika Latin, terima kasih banyak dari lubuk hatiku yang paling dalam untuk segala apresiasinya.
Terakhir, namun bukan akhir dari segalanya, terima kasih terdalamku pada Mitha Juniar... yang mengingatkanku, mungkin karyaku berjodoh di DIVA Press Group. 

Dokumentasi foto oleh: Manda Eka Olpiyanti, Bengkulu, 12 Juni 2015.


Malang, 24 Maret 2015.