Senin, 30 Mei 2016

RISKANINDA LOVERS (Part 2)

Nur Ariyani adalah Napoli Reader pertama yang mengapresiasi Napoli dalam bentuk kajian sastra. Seperti apa bentuk kajiannya? Ditunggu saja kabar selanjutnya! ^_^

Gadis kelahiran Tangerang, 28 Maret 1995 ini sedang menyelesaikan tugas akhir di Universitas Muhammadiyah Tangerang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama menempuh pendidikan di tempat itu, dia merasa paling suka pada mata kuliah Penyuntingan. Karena, bisa langsung praktik dan tahu mana yang benar dan salah. Tidak seperti dalam pelajaran lainnya yang mayoritas hanya berhubungan dengan teori. Jika dalam bidang sastra, dia paling suka pada mata kuliah Sastra Banding. Dengan begitu, dia bisa tahu banyak mengenai berbagai karya sastra dan bisa membandingkan satu sama lain. Mata kuliah yang dibenci? Tidak ada. Karena, semua mata kuliah tentang Bahasa dan Sastra Indonesia sungguh mengasyikkan kalau mood-nya lagi bagus.

Penyuka warna merah ini mengaku tak pernah memiliki artis favorit. Dia bukan tipe penggila artis di layar kaca.

Jika ingin menyenangkan gadis yang berkeinginan keras untuk menikah dengan seorang pria bertanggung jawab, rajin, dan bisa membimbingnya menjadi lebih baik ini manjakan saja dengan es krim dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masakan Indonesia! Karena, dia paling tidak suka sama hal-hal yang berbau junk food. Dan sejauh ini dia telah menemukan sosok itu pada pria bernama Didit yang setia menemani hari-harinya (Ups, off the record! red ^_^).

Paling suka ke tempat yang belum dikunjungi. Kalau sudah pernah, pasti tidak berkeinginan ke sana lagi. Lebih suka kalau tempatnya banyak pepohonan dan bunga-bunga.

Hal yang paling disuka? Kembali ke suasana hati. Menurutnya, apapun akan suka kalau mood-nya lagi bagus. Gadis yang memiliki motto hidup “Berpikir positif dalam hal apapun membuat hal apapun menjadi lebih mudah dan menyenangkan” ini paling tidak suka dibentak.

Kalau ditanya maunya apa di hari spesial, pasti banyak. Tidak akan cukup waktu sehari buat menyebutkannya. Namun, doa terbaik untuk keinginan terdalamnya adalah hal terindah yang dia harapkan. Dan… kalian pasti tahu apa keinginan terdalamnya. :v

Perempuan yang sempat bercita-cita menjadi analis kesehatan ini mengaku sering sensitif jika ditanya tentang cita-cita sejatinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mengingat dia juga memiliki beberapa prestasi di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, kini dia memiliki cita-cita lain yang tak kalah mulia. Ini dia pengakuan asli dia, langsung di-copas tanpa edit: “Kalau masalah cita" suka sensitif, hehehe sebenernya cita" ariy menjadi seorang analisis kesehatan. Namun, kandaslah semua itu.. jadi cita" saat ini ingin menjadi guru yg mampu mnciptakan anak" yg cerdas dan menciptakan karya seperti penulis novel Napoli yang menjadi salah satu penulis favoritku saat ini... Prestasi terakhir sii salah satu puisi pernah diterbitkan di salah satu koran Tangerang.. eheheheh”.

Dia bisa dihubungi melalui email Nurariyani51@yahoo.com atau facebook “Nur Ariyani”.

Terakhir, berbeda dengan profil pembaca Napoli yang sebelum-sebelumnya, penulis Napoli ingin menghadiahkan suatu bait sederhana untuk Nur Ariyani. Baitan mana yang akan sedang diikutkan pada international writing competition di Berlin, Jerman pada tanggal 7 Juni 2016. Festival ini diikuti oleh penulis terpilih berdasarkan rekomendasi akurat dari para pembaca, penikmat dan kritikus-kritikus sastra di seluruh dunia. Sebuah paragraf awal tentang Jerman.

Anggia Selestina arrived at Düsseldorf international airport when autumn was almost over. Actually, if she could turn back time, she would have wanted so much to go there earlier. To see the leaves shedding since the beginning of September….”

Karya ini untukmu Ariy. Dipersembahkan khusus untuk penghargaanmu yang tanpa batas pada Napoli. Doamu dan seluruh pembaca Napoli yang lain akan menjadi jalan terbaik bagi penulis Napoli untuk memenangkan kontes ini dan memungkinkan karya berikutnya untuk diterbitkan di USA, UK, atau Jerman dan didistribusikan ke seluruh dunia. Andaikan penulis Napoli kalah dalam kontes ini, dia telah cukup bangga telah menulis sebuah novel khusus untuk penggemar terbaiknya.

Dan terakhir dari yang terakhir, penulis Napoli hanya ingin mengatakan, “I really love you with the way of you are existing and respecting my work. The sparkling sunshines and the bright moonlights between Napoli and Düsseldorf become the eyewitnesses of that matter.”



Dokumentasi foto oleh Nur Ariyani, Tangerang, 21 Januari 2016.


Probolinggo, 29 April 2016. 14.30 p.m.

Minggu, 15 Mei 2016

IMAGINARY CASTS OF NAPOLI (part I, the scene of Epilogue)

Riskaninda Maharani





Let's have a fun with Napoli! ^_^ 


Do you remember about Sabry's wedding party in Pelangi Island? Yeah, in the part of "epilogue" of Napoli. In that time, there were a headman of marriage program, some girls became "pagar ayu" in that wedding program, one girl in that wedding whom made Pablo was interested so much in, and one girl of those "pagar ayu" whom Gaby Bumbuc was falling in love with.



If this "Napoli" would be filmed, who would be your imaginary casts in this part? Let's have a fun with giving me your own opinion! I myself have my own choices as Napoli's writer. ^_^



Lukman Sardi as a "penghulu" (a headman of marriage program)



Aura Kasih as an indonesian girl whom Pablo was interested so much in




Raline Shah as an indonesian girl whom Gaby Bumbuc was falling in love with



Baby Margaretha as a "pagar ayu 1" (who gave Sabry's the bouquet of flowers)



Indah Kalalo as a "pagar ayu 2"



Wiwid Gunawan as a "pagar ayu 3"



Amel Alfi as a "pagar ayu 4"



Probolinggo, East Java, Indonesia, 14.41 p.m. western indonesian time.