Riskaninda Maharani
“Tu” dalam bahasa Italia artinya “kamu” dan “Lei” artinya “Anda”. Namun, ada perbedaan dalam penerapannya. Ketika seorang dosen berbicara pada mahasiswanya dalam bahasa Indonesia misalnya. Maka, dosen tersebut akan menyebut mahasiswanya dengan sebutan “Anda”. Tidak sama halnya ketika dia berbicara dalam bahasa Italia. Maka, sebutan “Tu” yang dipakai.
Bahasa Tetun (bahasa resmi Timor Leste), beda lagi.
Ketika kita memanggil seorang Timor Leste dengan namanya saja tanpa
embel-embel, kamu akan dicap “tidak sopan”. Dan berhati-hatilah untuk
menggunakan istilah “kamu” dan “anak-anak” untuk menyebut seorang Timor Leste
yang tidak mendalami budaya Indonesia! Karena, akan memicu perselisihan. Kata “Mas”
atau “Mbak” dirasa terlalu Jawa. Pergunakan kata “Kakak”! Dalam bahasa Tetun, “Maun”
untuk “Mas”, “Mana” untuk “Mbak”, dan “Biin” untuk “Mbak” dalam arti kandung
atau yang dianggap kandung atau dekat banget.
Hmmm... “Kakak”, “Mbak”, “Ibu” atau “Tante” dalam bahasa
Indonesia, seringkali untuk menegaskan suatu pemisahan hubungan bagi kaum Hawa.
Jika seseorang yang terpaut umur, menyebut seorang perempuan yang berlawanan
jenis dengan salah satu istilah tersebut, bukan dengan istilah “kamu” atau “namanya
saja”. Jelas bahwa lelaki itu tidak tertarik padamu secara fisik dan lebih dari
teman. Sama halnya ketika kamu datang ke rumah camer. Cowokmu belum sempat
memperkenalkan kamu, si camer sudah main nyeletuk, “Ibunya ini tetangga baru di
sebelah mana ya, kok baru lihat?”
Probolinggo, 24 November 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar