Nur Ariyani adalah
Napoli Reader pertama yang
mengapresiasi Napoli dalam bentuk kajian sastra. Seperti apa bentuk kajiannya?
Ditunggu saja kabar selanjutnya! ^_^
Gadis
kelahiran Tangerang, 28 Maret 1995 ini sedang menyelesaikan tugas akhir di Universitas
Muhammadiyah Tangerang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama menempuh
pendidikan di tempat itu, dia merasa paling suka pada mata kuliah Penyuntingan.
Karena, bisa langsung praktik dan tahu mana yang benar dan salah. Tidak seperti
dalam pelajaran lainnya yang mayoritas hanya berhubungan dengan teori. Jika
dalam bidang sastra, dia paling suka pada mata kuliah Sastra Banding. Dengan
begitu, dia bisa tahu banyak mengenai berbagai karya sastra dan bisa membandingkan satu
sama lain. Mata kuliah yang dibenci? Tidak ada. Karena, semua mata kuliah
tentang Bahasa dan Sastra Indonesia sungguh mengasyikkan kalau mood-nya lagi bagus.
Penyuka
warna merah ini mengaku tak pernah memiliki artis favorit. Dia bukan tipe
penggila artis di layar kaca.
Jika ingin
menyenangkan gadis yang berkeinginan keras untuk menikah dengan seorang pria bertanggung
jawab, rajin, dan bisa membimbingnya menjadi lebih baik ini manjakan saja
dengan es krim dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masakan Indonesia! Karena, dia paling tidak suka sama hal-hal yang berbau junk food. Dan sejauh ini dia telah menemukan sosok itu pada pria
bernama Didit yang setia menemani hari-harinya (Ups, off the record! red ^_^).
Paling suka
ke tempat yang belum dikunjungi. Kalau sudah pernah, pasti tidak berkeinginan
ke sana lagi. Lebih suka kalau tempatnya banyak pepohonan dan bunga-bunga.
Hal yang
paling disuka? Kembali ke suasana hati. Menurutnya, apapun akan suka kalau mood-nya lagi bagus. Gadis yang memiliki
motto hidup “Berpikir positif dalam hal apapun membuat hal apapun menjadi lebih
mudah dan menyenangkan” ini paling tidak suka dibentak.
Kalau
ditanya maunya apa di hari spesial, pasti banyak. Tidak akan cukup waktu sehari
buat menyebutkannya. Namun, doa terbaik untuk keinginan terdalamnya adalah hal
terindah yang dia harapkan. Dan… kalian pasti tahu apa keinginan terdalamnya.
:v
Perempuan
yang sempat bercita-cita menjadi analis kesehatan ini mengaku sering sensitif
jika ditanya tentang cita-cita sejatinya. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu, mengingat dia juga memiliki beberapa prestasi di bidang Bahasa dan
Sastra Indonesia, kini dia memiliki cita-cita lain yang tak kalah mulia. Ini
dia pengakuan asli dia, langsung di-copas tanpa edit: “Kalau masalah cita"
suka sensitif, hehehe sebenernya cita" ariy menjadi seorang analisis
kesehatan. Namun, kandaslah semua itu.. jadi cita" saat ini ingin menjadi
guru yg mampu mnciptakan anak" yg cerdas dan menciptakan karya seperti
penulis novel Napoli yang menjadi salah satu penulis favoritku saat ini... Prestasi
terakhir sii salah satu puisi pernah diterbitkan di salah satu koran
Tangerang.. eheheheh”.
Dia bisa
dihubungi melalui email Nurariyani51@yahoo.com atau facebook “Nur Ariyani”.
Terakhir,
berbeda dengan profil pembaca Napoli yang sebelum-sebelumnya, penulis Napoli
ingin menghadiahkan suatu bait sederhana untuk Nur Ariyani. Baitan mana yang
akan sedang diikutkan pada international writing competition di Berlin, Jerman pada tanggal 7 Juni 2016. Festival ini diikuti oleh penulis terpilih
berdasarkan rekomendasi akurat dari para pembaca, penikmat dan
kritikus-kritikus sastra di seluruh dunia. Sebuah paragraf awal tentang Jerman.
“Anggia Selestina arrived at
Düsseldorf international airport when autumn was almost over. Actually, if she
could turn back time, she would have wanted so much to go there earlier. To see
the leaves shedding since the beginning of September….”
Karya ini untukmu Ariy.
Dipersembahkan khusus untuk penghargaanmu yang tanpa batas pada Napoli. Doamu
dan seluruh pembaca Napoli yang lain akan menjadi jalan terbaik bagi penulis
Napoli untuk memenangkan kontes ini dan memungkinkan karya berikutnya untuk
diterbitkan di USA, UK, atau Jerman dan didistribusikan ke seluruh dunia.
Andaikan penulis Napoli kalah dalam kontes ini, dia telah cukup bangga telah
menulis sebuah novel khusus untuk penggemar terbaiknya.
Dan terakhir
dari yang terakhir, penulis Napoli hanya ingin mengatakan, “I really love you
with the way of you are existing and respecting my work. The sparkling sunshines
and the bright moonlights between Napoli and Düsseldorf become the eyewitnesses of that
matter.”
Dokumentasi foto oleh Nur Ariyani, Tangerang, 21 Januari 2016.
Probolinggo, 29 April 2016. 14.30 p.m.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar