Riskaninda Maharani
“Kenangan manis
bisa dilupakan dengan merajut kenangan baru. Tapi, ilmu di otak hanya bisa
hilang kalau orangnya menderita dementia, amnesia, sakit pikiran, meninggal,
atau sengaja otaknya dirusak.” (27 November 2015. 11.56)
“Penulis sejati
akan terus menulis, melintas keadaan, tak peduli lagi jatuh cinta atau patah
hati. Atau berada di partikel hampa dan beku keduanya.” (30 November 2015. 15.31)
“Bukan 'cinta'
yang melemahkan. Namun, cinta yang terpendam dan tak terungkapkan yang menggelisahkan.
Dan cinta yang tak terbalaskan yang mematikan.” (30 November 2015. 15.39)
“Cinta yang
berawal dari dunia maya itu bukan nonsens. Cinta maya yang berbalas, memiliki
peluang lebih besar untuk tergapai daripada cinta dunia nyata yang bertepuk
sebelah tangan. Jika penerbitan buku yang cantik-cantik sudah go green, kenapa tidak
dengan cinta?” (30 November 2015. 15.48)
“Pada dasarnya
kaum Adam yang terjerat logika lebih mudah move on daripada kaum Hawa yang
terkilir perasaan. Namun, jika kau bertemu kaum Adam yang susah move on, maka
tunggulah buliran cintanya hingga hujan es jatuh di Kota Malang lagi!” (02 Desember 2015. 02.16)
“Cara terbaik
melupakan sesuatu adalah dengan membuang segala hal tentang sesuatu itu hingga
sekecil-kecilnya. Karena, hal sekecil apapun itu akan membantu kinerja otak
menciptakan ingatan”. (09 Desember 2015. 12.39)
“Mendua dalam
kepenulisan itu sah saja, jika untuk membuang jenuh. Bukan untuk
menggantungkan, apalagi memberikan harapan palsu pada tulisanmu sendiri.” (14 Desember 2015. 00.02)
“Rasa puas dan kebaikan takkan pernah bisa dibeli, seberapa keras pun kalian berusaha mendapatkannya.” (22 Desember 2015. 17.43)
“Rasa puas dan kebaikan takkan pernah bisa dibeli, seberapa keras pun kalian berusaha mendapatkannya.” (22 Desember 2015. 17.43)
Probolinggo, November-Desember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar